teks bergerak ke kanan

hei.. selamat datang di blog ku,jangan lupa di follow ...

Jumat, 18 April 2014

Kebohongan yang sering ibu lakukan di depan anaknya

Tanpa kita sadari selama ini seorang ''ibu'' selalu banyak membuat kebohongan kepada anak nya.
Tapi kebohongan dalam hal apa ? Apakah ibu kita akan mendapatkan dosa akibat kebohongan-kebohongan yang beliau ucapkan ?

Inilah kebohongan yang sering dilakukan ibu di depan anak nya :

Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Setelah sang anak masuk SMP, demi membiayai sekolah sang anak, si ibu pergi ke koperasi dengan membawa sejumlah korek api untuk di tempel. Dari sanalah, ibu mendapatkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim hujan tiba, sang anak bangun dari tempat tidurnya, melihat sang ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Sang anak berkata padanya,
”Bu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.”
sang Ibu tersenyum dan berkata,
”Cepatlah tidur nak, aku tidak lelah”. KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemani sang anak pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, sang ibu yang tegar dan gigih menunggu sang anak di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambut anaknya  dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuk sang anak. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, sang anak segera memberikan gelasnya untuk ibunya sambil menyuruhnya minum. Namun sang Ibu berkata,
“Minumlah nak, aku tidak haus!”. KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap peran sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup seorang diri. Kehidupan keluarga mereka pun semakin payah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang tetangga yang baik hati berkenang membantu sang ibu baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang melihat kehidupan mereka yang begitu sengsara, seringkali menasehati sang ibu untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, berkata,
“Terima kasih, saya tidak butuh cinta”. KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah sang anak serta saudara2 sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua, sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu satu ini tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk berjualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak2nya yang lain yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan sang ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim kembali uang tersebut. Dan  berkata,
“aku punya uang”. KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah lulus dari S1, sang anak pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika Serikat berkat beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya akusang anak pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, ia bermaksud membawa ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepada sang anak,
“Aku tidak terbiasa”. KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah memasuki usianya yang tua, sang ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, sang anak yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibundanya tercinta. ia melihat ibunya yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibunya yang keliatan sangat tua, menatap sang anak dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh sang ibu sehingga sang ibu terlihat lemah dan kurus kering. Sang anak menatap ibunya sambil berlinang air mata. Hatinya perih, sakit sekali jika kita melihat ibu kita dalam kondisi seperti itu. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata,
“Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan”, KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Dan setelah mengucapkan kebohongannya yang ketujuh, ibu sang anak tercinta pun menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita tersebut, penahkah kita merenungkan apa yang telah kita berikan untuk ibu kita? Pernahkah kita mengucapkan kata “Terima Kasih” kepadanya? Sudah tahukah kita bagaimana keadaan ibu kita sekarang? Pernahkah kita mencemaskan ibu kita? Apakah yang di makannya hari ini? Apakah ia punya masalah? Pernahkah kita berdo’a untuknya?memohon keselamatan dan kesehatan untuknya?

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.
Tapi, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita?
Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum?
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua
kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.


Tidak ada komentar: