teks bergerak ke kanan

hei.. selamat datang di blog ku,jangan lupa di follow ...

Kamis, 30 Oktober 2014

Makna Sebuah Pekerjaan

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.

Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”

Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

Kasih ibu Tak Batas Waktu

Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.
Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.”Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.

Mencari Kebahagiaan

Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah ke hamparan air telaga. Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman. Pergilah ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu aku akan menjawab pertanyaanmu,” kata si kakek. Meski merasa ragu, anak muda itu pergi juga ke arah yang ditunjuk. Tiba di sana, dia takjub melihat taman yang indah dengan pohon dan bunga yang bermekaran serta kupu-kupu yang beterbangan di sana.
Dari kejauhan di kakek melihat si pemuda mengendap-endap menuju sasarannya. Hap! Sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu ke arah lain. Hap! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan, menerjang rerumputan, tanaman bunga, semak. Tapi, tak satu pun kupu-kupu berhasil ditangkapnya.
Si kakek mendekat dan menghentikan si pemuda. ”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu rusak?”
Si kakek dengan tegas dan melanjutkan, ”Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisik kupu-kupu itu, biarkan dia memenuhi alam semesta ini sesuai fungsinya. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik-baik di dalam hatimu.
Demikian pula dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan di suatu tempat. Ia tidak ke mana-mana, tapi ada dimana-mana. Peliharalah sebaik-baiknya, munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan sering datang sendiri. Apakah kamu mengerti?”
Si pemuda terpana dan tiba-tiba wajahnya tampak senang. ”Terima kasih pak Tua. Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Aku akan pulang dan membawa kebahagiaan ini di hatiku..”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

Rabu, 08 Oktober 2014

Wine vs Air putih

Ada yang bilang berhubungan sama cowok itu harus seperti wine. Semakin lama, harus semakin enak. Semakin lama, harusnya semakin berharga mahal. mereka ga sembarangan bisa dibeli. Akan tetapi kamu selalu mencari wine yang paling mahal, yang paling bagus dan yang paling enak rasanya. Takpernah sekalipun kamu memperhatikan segelas air putih yang selalu kamu minum saat kamu kehausan. Selalu kamu minum setelah lelah menangis.
Benar, air putih memang tidak berasa, tidak berwarna , dan juga tidak berbau. Harga dari segelas air putih pun tak seberapa dibandingkan wine. Namun, tahukah kamu, jika di dunia ini, manusia bisa hidup tanpa wine, tetapi tak ada satupun manusia yang bisa bertahan tanpa air putih ? Tahukah kamu,jika tak ada satupun benda yang bisa menggantikan air putih di bumi ini?

Minggu, 05 Oktober 2014

Arti Cincin di Jari Manis

Nggak tau gimana awal ceritanya, cincin tanda suatu ikatan perkawinan/ tunangan diletakkan pada Jari Manis.
Cincin dipasang di jari manis sebelah kanan, mempunyai arti ikatan perkawinan. Sedangan cincin dipasang pada jari manis sebelah kiri, diartikan sebagai ikatan sebuah pertunangan (belum syah lagee).
Jika cincin sudah melingkar di jari manis, kita tidak boleh lagi menoleh ke lain hati lain apalagi mendua. Karena cinta kasih sayang sudah terbina, terjalin, terikat dan menyatukan 2 hati yang berbeda dalam sebuah perjanjian yang sudah disepakati secara bersama dengan pihak orang tua dan keluarga.
Nah, saya mau ceritakan dikit kenapa cincin tanda sebuah ikatan kasih sayang diletakkan pada jari manis ?.

Cerita ini saya baca di dalam pesawat, saat perjalanan dari Batam menuju Jakarta.

Ada mitos yang mengatakan bahwa, ibu jari diartikan mewakili orang-tua, telunjuk mewakili saudara, jari tengah mewakili keutuhan sebuah pernikahan, jari manis mewakili pasangan hidup (suami-istri), dan jari kelingking mewakili keturunan (anak). 

Satukan kedua tangan anda dan tekuk jari tengah ke bagian dalam, kemudian 4 jari lainnya dipertemukan ujungnya (lihat gambar).

Permainan dimulai dengan menyatukan semua jari, lalu melepaskannya satu per satu.

Kita mulai saja dari ibu jari, atau yang umumnya orang bilang jempol.

  1. Buka ibu jari anda, yang diibaratkan mewakili orang tua. Karena suatu saat nanti orang tua akan meninggalkan kita. Sehingga, tidak mempengaruhi sebuah ikatan pernikahan yang diibaratkan pada jari tengah. Lalu satu kan kembali ibu jari anda.
  2. Lalu, buka jari telunjuk yang diibaratkan mewakili saudara kita (abang, kakak, adik dll). Mereka akan memiliki keluarga sendiri, sehingga suatu saat nanti akan meninggalkan kita. Jari tengah masih tetap tidak terlepas. Lalu satukan kembali jari telunjuk anda.
  3. Kemudian, buka jari kelingking anda yang mewakili anak-anak. Dan, cepat atau lambat mereka juga akan meninggalkan anda, karena merekapun nantinya akan berkeluarga sendiri. Lalu satukan kembali jari kelingking anda.
  4. Selanjutnya bukalah jari manis anda, letak cincin ikatan pernikahan/ tunangan dipasang. Anda akan merasa sulit untuk melepaskannya, karena jari manis mewakili suami-istri, yang seharusnya tetap terjalin sehidup semati.
  5. Jika Jari manis terlepas, maka jari tengah yang mewakili keutuhan sebuah pernikahan yang suci dan sakral tersebut akan hancur terpisahkan (cerai).
Anda ga percaya ??? Coba deh praktikin.... hhhhh.... cukup di tangan saja, jangan trus praktik langsung nikah... ha haaaa....

Yaaa.... Begitulah konon ceritanya, kenapa cincin sebuah ikatan diletakkan pada jari manis.